Kamis, 09 Oktober 2014

ISLAM ADALAH ILMU AGAMA

Seperti yang kita ketahui bahwa Islam adalah agama yang tidak ada keraguan nya seperti yang telah dijelaskan didalam Al-Qur’an. Islam mempunyai ikatan erat dengan ilmu pengetahuan. Sudah banyak bukti yang menunjukkan hubungan Islam dan ilmu pengetahuan. Keistimewaan agama Islam adalah karena didalamnya terdapat aturan-aturan bagi umat Islam didalam kehidupan sehari-hari.
Agama adalah ilmu atau ideologi dan rencana atau sistem hidup yang didasarkan oleh ideologi. Dalam Islam, ideologi ialah sistem hubungan antara ide yang terbit atau terpancar dengan lengkapnya dari satu ide asasi, yaitu keesaan ilahi dan merupakan satu kesatuan yang terikat.

Ilmu telah populer disebut sebagai science. Secara etimologis kata ini berasal dari bahasa Latin scio, scire yang berarti “tahu”[1]. Ilmu adalah kata yang berasal dari bahasa Arab, masdar dari ‘alima ya’lamu yang beraru tahu atau mengetahui. Ilmu menempati kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan ajaran Islam. Dalam Al-Quran telah terdapat suatu pernyataan tentang ilmu. Allah SWT bersabda :

إِنَّمَا يَخْشَى اللهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاؤُا (الفاطر : 28)

Artinya : “sesungguhnya yang takut kepada Allah SWT diantara hamba-hambanya hanyalah ulama (orang berilmu)”. (Q.S al-fatir : 28)

Dalam Al-Qur’an banyak sekali ilmu yang terkandung dalam Islam. Abu Bakar Ibn Al-Araby mengatakan bahwa ilmu-ilmu Al-Qur’an berjumlah 77.450 buah.

Ilmu dalam bahasa asing Science (Inggris), ‘alima-ya’lamu (Arab), wissenschaft (Jerman), welenschap (Belanda). Antara ilmu dan pengetahuan ada unsur perbedaan didalamnya seperti ilmu yaitu science dan pengetahuan itu knwleadge.

Ralph Ross dan Ernest Van Den menulis : “Science is empherical, rational, general, and cumulative; and it is all four at once” (ilmu yang emperik, rasional, umum, dan bersusun; dan keempatnya serentak).

Di zaman lampau para Ulma berinisiatif mengembangkan wakaf-wakaf, sehingga dana-dana pendidikan dapat digratiskan dan itulah faktor yang mendorong cepat berkembangnya ilmu pengetahuan di masa yang lampau. Sehingga Islam menjadi pusat dari pengembangan ilmu pengetahuan.

Menurut The Liang Gie (1987) ilmu pengetahuan mempunyai 5 ciri pokok yaitu :
1.      Empiris, pengetahuan itu diperoleh berdasarkan pengamatan dan percobaan.
2.      Sistematis, berbagai keterangan dan data yang tersusun sebagai kumpulan pengetahuan itu mempunyai hubungan ketergantungan dan teratur.
3.      Objektif, ilmu berarti pengetahuan itu bebas dari prasangka perseorangan dan kesukaan pribadi.
4.      Analitis, pengetahuan ilmiah berusaha membeda-bedakan pokok soalnya kedalam bagian yang terperinci untuk memahami berbagai sifat, hubungan dan peranan dari bagian-bagian itu.
5.      Verifikatif, dapat diperiksa kebenarannya oleh siapa pun juga.

Jadi, kalo kita lihat ciri-ciri ilmu pengetahuan menurut The Liang Gie maka kita dapat menyimpulkan bahwa Islam adalah ilmu pengetahuan. Mulai dari segi empiris, telah banyak pengamatan dan percobaan atas kebenaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Pengamat banyak yang telah membuktikan bahwa dalam Al-Qur’an banyak sekali ilmu yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari. Dalam segi sitematis, Al-Qur’an terdapat banyak sekali ilmu pengetahuan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari. Dalam segi objektif, Islam itu bebas untuk umat manusia dalam berfikir. Analitis, dalam Islam telah merincikan segala persoalan yang terjadi dalam kehidupan manusia. Verifikasi, dalam Al-Qur’an juga terdapat bahwa tidak ada keraguan didalam Al-Qur’an.

Islam itu sarana buat kita selalu berfikir dalam bertindak. Islam selalu mengajarkan segala ilmu yang kita hadapi dalam dunia dan akhirat. Dari pada itu Islam lebih dikatakan sebagai ilmu pengetahuan karena Islam itu upaya seseorang untuk selalu berfikir dan menelusuri ilmu yang ada didalamnya. Masih banyak sekali ilmu pengetahuan yang harus kita telusuri di dalam Al-Qur’an. Banyak sekali ilmu yang dibahas dalam Islam.

Archie J. Bahm dalam “What is Science” meyakini bahwa ilmu pengetahuan itu melibatkan, setidaknya enam jenis komponen utam, keenam komponen itu meliputi masalah (problem), sikap (attitude), metode (method), aktivitas (activity), kesimpulan (conclusion), dan akibat (effect)[2]. Kalau kita sambungkan didalam Islam. Semua komponen itu terdapat dalam Islam.

Dalam buku Islam Idealitas Islam Realitas tercantum bahwa tidak semua persoalan yang terdapat di dalam kehidupan manusia dijawab oleh Agama. Ada beberapa poin masalah manusia yang tidak ada jawabannya dalam agama,

Pertama, soal-soal yang tidak prinsipal, seperti urusan kendaraan berjalan sebelah kiri atau kanan, soal perbankan, dan seterusnya.

Kedua, persoalan yang tidak secara tegas dibahas di dalam Al-Qur’an dan As-sunnah diserahkan Ijtihad (produk pemikiran manusia yang tidak bertentangan dengan tekstualitas wahyu Al-Qur’an maupun assunnah Nabi) kepada masing-masing dengan kemampuan nalarnya
.
Ketiga, masalah-masalah yang tetap masih merupakan misteri dan rahasia yang tidak terjangkau akal budi manusia karena keterbatasannya, misalnya mengenai ruh, alam ghaib, hidup sesudah mati, hakikat takdir dan sebagainya yang bukan masalah perilaku beragama (religius) sehari-hari.
Dengan akal dan budi (ilmu dan filsafat), manusia dapat memetik kebenaran. Allah telah menganugerahkan kepada manusia : alam semesta, akal budi dan wahyu. Dengan akal budi manusia dapat memahami baik ayat Al-Qur’aniyah (wahyu) maupun ayat kauniyah (alam) untuk kebahagian mereka yang hakiki.




[1] Mohammad Baharun, Islam Idealitas Islam Realitas, Jakarta 2012, hlm 67
[2] ibid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar