Seperti yang kita ketahui bahwa Islam adalah
agama yang tidak ada keraguan nya seperti yang telah dijelaskan didalam
Al-Qur’an. Islam mempunyai ikatan erat dengan ilmu pengetahuan. Sudah banyak
bukti yang menunjukkan hubungan Islam dan ilmu pengetahuan. Keistimewaan agama
Islam adalah karena didalamnya terdapat aturan-aturan bagi umat Islam didalam
kehidupan sehari-hari.
Agama adalah ilmu atau ideologi dan rencana
atau sistem hidup yang didasarkan oleh ideologi. Dalam Islam, ideologi ialah
sistem hubungan antara ide yang terbit atau terpancar dengan lengkapnya dari
satu ide asasi, yaitu keesaan ilahi dan merupakan satu kesatuan yang terikat.
Ilmu telah populer disebut sebagai science. Secara
etimologis kata ini berasal dari bahasa Latin scio, scire yang berarti “tahu”[1]. Ilmu
adalah kata yang berasal dari bahasa Arab, masdar dari ‘alima ya’lamu yang
beraru tahu atau mengetahui. Ilmu menempati kedudukan yang sangat penting dalam
kehidupan ajaran Islam. Dalam Al-Quran telah terdapat suatu pernyataan tentang
ilmu. Allah SWT bersabda :
إِنَّمَا يَخْشَى اللهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاؤُا (الفاطر : 28)
Artinya : “sesungguhnya yang takut kepada
Allah SWT diantara hamba-hambanya hanyalah ulama (orang berilmu)”. (Q.S
al-fatir : 28)
Dalam Al-Qur’an banyak sekali ilmu yang
terkandung dalam Islam. Abu Bakar Ibn Al-Araby mengatakan bahwa ilmu-ilmu
Al-Qur’an berjumlah 77.450 buah.
Ilmu dalam bahasa asing Science (Inggris),
‘alima-ya’lamu (Arab), wissenschaft (Jerman), welenschap (Belanda). Antara ilmu
dan pengetahuan ada unsur perbedaan didalamnya seperti ilmu yaitu science dan
pengetahuan itu knwleadge.
Ralph Ross dan Ernest Van Den menulis : “Science
is empherical, rational, general, and cumulative; and it is all four at once”
(ilmu yang emperik, rasional, umum, dan bersusun; dan keempatnya serentak).
Di zaman lampau para Ulma berinisiatif
mengembangkan wakaf-wakaf, sehingga dana-dana pendidikan dapat digratiskan dan
itulah faktor yang mendorong cepat berkembangnya ilmu pengetahuan di masa yang
lampau. Sehingga Islam menjadi pusat dari pengembangan ilmu pengetahuan.
Menurut The Liang Gie (1987) ilmu pengetahuan
mempunyai 5 ciri pokok yaitu :
1. Empiris, pengetahuan itu diperoleh berdasarkan pengamatan dan percobaan.
2. Sistematis, berbagai keterangan dan data yang tersusun sebagai kumpulan
pengetahuan itu mempunyai hubungan ketergantungan dan teratur.
3. Objektif, ilmu berarti pengetahuan itu bebas dari prasangka perseorangan
dan kesukaan pribadi.
4. Analitis, pengetahuan ilmiah berusaha membeda-bedakan pokok soalnya kedalam
bagian yang terperinci untuk memahami berbagai sifat, hubungan dan peranan dari
bagian-bagian itu.
5. Verifikatif, dapat diperiksa kebenarannya oleh siapa pun juga.
Jadi, kalo kita lihat ciri-ciri ilmu pengetahuan
menurut The Liang Gie maka kita dapat menyimpulkan bahwa Islam adalah ilmu
pengetahuan. Mulai dari segi empiris, telah banyak pengamatan dan percobaan
atas kebenaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Pengamat banyak yang telah
membuktikan bahwa dalam Al-Qur’an banyak sekali ilmu yang terdapat dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam segi sitematis, Al-Qur’an terdapat banyak sekali
ilmu pengetahuan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari. Dalam segi
objektif, Islam itu bebas untuk umat manusia dalam berfikir. Analitis, dalam
Islam telah merincikan segala persoalan yang terjadi dalam kehidupan manusia. Verifikasi,
dalam Al-Qur’an juga terdapat bahwa tidak ada keraguan didalam Al-Qur’an.
Islam itu sarana buat kita selalu berfikir
dalam bertindak. Islam selalu mengajarkan segala ilmu yang kita hadapi dalam
dunia dan akhirat. Dari pada itu Islam lebih dikatakan sebagai ilmu pengetahuan
karena Islam itu upaya seseorang untuk selalu berfikir dan menelusuri ilmu yang
ada didalamnya. Masih banyak sekali ilmu pengetahuan yang harus kita telusuri
di dalam Al-Qur’an. Banyak sekali ilmu yang dibahas dalam Islam.
Archie J. Bahm dalam “What is Science”
meyakini bahwa ilmu pengetahuan itu melibatkan, setidaknya enam jenis komponen
utam, keenam komponen itu meliputi masalah (problem), sikap (attitude),
metode (method), aktivitas (activity), kesimpulan (conclusion),
dan akibat (effect)[2]. Kalau
kita sambungkan didalam Islam. Semua komponen itu terdapat dalam Islam.
Dalam buku Islam Idealitas Islam Realitas tercantum
bahwa tidak semua persoalan yang terdapat di dalam kehidupan manusia dijawab
oleh Agama. Ada beberapa poin masalah manusia yang tidak ada jawabannya dalam
agama,
Pertama, soal-soal yang tidak prinsipal, seperti urusan
kendaraan berjalan sebelah kiri atau kanan, soal perbankan, dan seterusnya.
Kedua, persoalan yang tidak secara tegas dibahas di
dalam Al-Qur’an dan As-sunnah diserahkan Ijtihad (produk pemikiran
manusia yang tidak bertentangan dengan tekstualitas wahyu Al-Qur’an maupun
assunnah Nabi) kepada masing-masing dengan kemampuan nalarnya
.
Ketiga, masalah-masalah yang tetap masih merupakan
misteri dan rahasia yang tidak terjangkau akal budi manusia karena
keterbatasannya, misalnya mengenai ruh, alam ghaib, hidup sesudah mati, hakikat
takdir dan sebagainya yang bukan masalah perilaku beragama (religius) sehari-hari.
Dengan akal dan budi (ilmu dan filsafat),
manusia dapat memetik kebenaran. Allah telah menganugerahkan kepada manusia :
alam semesta, akal budi dan wahyu. Dengan akal budi manusia dapat memahami baik
ayat Al-Qur’aniyah (wahyu) maupun ayat kauniyah (alam) untuk kebahagian mereka
yang hakiki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar